Suatu malam yang sunyi kala itu
di tepi ranjang berselimut putih
aku menarikan jemariku di atas papan ketik komputer tuaku
menuliskan kalimat demi kalimat untuk dikenang suatu hari nanti
kupalingkan wajahku tanda lelah mataku
kuarahkan mataku pada sebuah kursi putih tua yang bertengger di sudut lain ranjang berselimut putih itu
kini aku memiliki kursiku yang lain
yang kududuki saat ini
kursi tua itu seakan menyapa
meminta maaf untuk segenap luka di masa lalu
berterima kasih untuk segala kenangan dan pelajaran untuk masa depan
aku mampu melihat senyuman nanar itu di balik tirai kuning pucat di sisi kiriku